Matematika – Pelajaran ini memang banyak ditakuti sebagian besar siswa, dari mulai SD sampai SMA pun ikut ambil bagian. Yah, memang pelajaran ini kalo dipandang sebelah mata emang sulit banget. Waktu itu aku masih duduk di kelas 1 SMK, dari pertama ketemu pelajaran ini nih ga pernah nyambung sama sekali, gurunya sih ga killer, Cuma buat hafalin angka angka, rumus rumus...uhh kepala rasanya ga kuat ( pusing ). Alhasil, waktu ulangan tengah semester ( UTS ) aku selalu kena remidi. Belum lagi tugas tugas yang bejibun menumpuk di meja belajarku, ga ada satupun rumus yang aku kenali didalamnya. Aku pernah berpikir, kenapa sih ga SMA atau SMK selelu ketemu matematika terus. Bosan rasanya. Nilaiku pun jelek dan aku kena marah gurunya, itu terjadi bukan sekali tapi berkali kali.
Sampai pada suatu hari aku dipanggil menghadap guru matematika ki. Beliau bertanya kenapa aku ga bisa konsen sama pelajaran matematika?.. aku jelaskan terus terang bahwa aku emang ga bisa hafalin rumus sebanyak itu, aku ga terlalu mahir kalo soal hitung-menghitung dll... kemudian beliau berkata “Kamu tidak bisa karena kamu Berpikir bahwa kamu tidak bisa”
Pertamanya aku sempat bingung sama kalimat yang disampaikan pak guru tadi, tapi aku coba analisa lebih dalam, mungkin dia pingin aku merubah mainset ku tentang pelajaran matematika. Aku ga bisa bahkan bodoh di matematika karena pada awalnya aku emang menganggap bahwa matematika itu adalah suatu hal yang harus ditakuti, kita bisa merubah pikiran kita dan berkata kepada diri sendiri kalo matematika itu mudah, matematika itu menyenangkan, dan matematika itu penuh dengan logika yang bisa mengasah otak. Di kedepanya mungkin paradigma kalian akan berubah dan menganggap matematika adalah sesuatu yang biasa.
Sejak aku tahu maksud dari kalimat pak shidiq ( guru matematika ku ), aku semakin yakin bahwa kalo aku berusaha pasti aku bisa memperbaiki nilai yang turun drastis ini, aku mulai merubah pikiranki, aku mulai fokus pada apa yang diajarkan beliau setiap kali beliau masuk ke dalam ruang kelas, aku selalu menyimak dan mencatat apa yang aku gak ngerti, aku bahkan sering bertanya ke beliau jika ada soal – soal yang belum aku pahami. Hal ini membuat pak shidiq merasa sedikit bangga terhadapku yang mampu bangkit dari paradigma negativ ku sendiri. Aku pun telah merasa bahwa matematika itu makananku sehari hari, yah...walaupun belum 100% mudah tapi aku santai aja..
Sampai pada suatu saat, ketika UAS ( Ulangan Akhir Semester ) berlangsung, aku mendapati soal matematika yang lumayan sulit, namun dengan tekad yang kuat aku berkata dalam diri sendiri kalo aku bisa mengerjakan soal ini... dan akhirnya aku berhasil, nilaiku 85 . woooho ga pernah aku merasa sebangga ini pada nilai ulanganku..
So, kuncinya adalah kesan dan anggapan kamu pada sesuatu, kalo kamu berpikiran negatif, pasti apa yang akan kamu lakukan tidak akan sesempurna jika kamu merubah paradigma kamu tentang sesuatu, dalam hal ini, matematika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar